Tuesday, November 29, 2011

Simetri (4)

Diterangi oleh lampu pijar 10 watt di dalam kamar berbungkus bilik, Andi masih belum terlelap. Matanya melotot bagai tak bisa tertutup, pembuluh darah yang berwarna merah seakan mencuat keluar tanda dia sedang berkonsentrasi akan sesuatu. Pandangannya mengarah menembus ke atap rumah di mana ada langit hitam kelam berpadu dengan hujan yang mengguyur malam itu. Kosong.

Dipikiran Andi berkecamuk slide-slide kejadian tadi siang di atas metromini warna merah nomor 91 yang dia naiki. Ia bersama Simanjuntak naik dari pintu depan metromini, sementara kedua kawannya yang lain Ali dan Jhon naik lewat pintu belakang. Secara sekelebat mereka scanning semua penumpang yang ada di atas bus. Dengan cepat dan menggunakan kode khusus mereka memilih target, ada wanita duduk dengan terkantuk-kantuk dan ada pria setengah baya yang sepertinya anak kuliah berdiri di tengah bus.

"JANCUKKK...COPEEEET!!!", korban copet teriak begitu sadar dompetnya raib dalam hitungan detik. 

Kontan semua penumpang panik termasuk semua kawan Andi yang ada di dalamnya. Mereka semua berhamburan keluar bus dan berlari berlawanan arah dengan arus mobil, sekuat tenaga sampai-sampai tempat sampah segede gaban tidak terlihat oleh matanya. Terjatuh dan kesakitan, namun insting ketakutan seolah seperti obat dopping memaksanya untuk langsung berdiri dan berlari lagi sekuat tenaga tanpa terpincang-pincang.

Empat jam setelah berpencar, seperti biasa Andi dan kawan-kawan copetnya bertemu di tempat rahasia mereka, sebuah warteg emperan di daerah cililitan.

"Ini jatahmu Ndi!", kata Jhon, sang pemimpin copet.

Andi merauk uang yang disodorkan Jhon dan memasukkannya ke kantong bajunya tanpa menengoknya sedikitpun, kemudian langsung melanjutkan makan sorenya. Kawan-kawannya yang lain mendapat bagian yang berbeda-beda tergantung tingkat kesulitan yang mereka lakukan dalam proses pencopetan hari itu.


Malam ini rasa sakitnya baru mulai terasa oleh Andi sampai-sampai tulang-tulangnya terasa ngilu semua. Sisa malam itu, Andi menghabiskannya dengan suara ringisan bercampur dengan bau balsem gosok yang menyengat.

No comments:

Post a Comment